Peluang Danau Toba untuk bisa meraih status sebagai salah satu Global Geopark Network (GGN) UNESCO semakin terbuka. Hal ini diungkapkan Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho. Menurutnya, berdasarkan Kunjungan Tim Advisor Global Geopark Networking Unesco ke Danau Toba Agustus lalu, Geopark Kaldera Toba memenuhi syarat untuk menjadi anggota GGN Unesco.
"Advisor GGN Unesco telah melakukan kunjungan ke Geopark Kaldera Toba pada bulan Agustus 2014 dan menyatakan Geopark Kaldera Toba memenuhi syarat untuk menjadi anggota GGN Unesco," ujar Gatot saat membuka secara resmi Seminar Nasional Tentang Status Geopark dan Pelestarian Danau Toba yang diselenggarakan Majalah Gatra di Hotel Santika Dyandra, Medan, Kamis (2/10).
Dijelaskannya, Pemprovsu menargetkan Geopark Kardera Toba menjadi anggota GGN pada tahun 2015. Untuk mewujudkan hal tersebut pemprovsu telah menyusun usulan atau dossier sesuai dengan format Unesco pada tanggal 9 September 2014.
Diharapkan pada tanggal 1 Oktober hingga 1 Desember 2014 usulan tersebut dapat disampaikan ke Unesco melalui tim percepatan dan pemerintah pusat melalaui kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemprovsu beserta pemkab, lanjut Gubsu juga dengan gencar melakukan sosialisasi, maka dengan bergabungnya menjadi anggota GGN Unesco menjadikan Kaldera Geopark Toba menjadi Destinasi Internasional serta keuntungan jaringan informasi dan kunjungan pariwisata dunia yang akhirnya peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Danau Toba.
Untuk itu, gubernur menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Majalah Gatra yang telah mengangkat dan mempromosikan pengusulan kawasan kaldera Toba menjadi kandidat Global Geopark Networking (Unesco) GGN.
Geopark Kaldera Toba telah dikukuhkan sebagai Geopark Nasional pada tanggal 7 Oktober 2013 dan telah diresmikan oleh presiden RI pada tanggal 27 Maret 2014. Langkah selanjutnya adalah pengusulan Geopark Kaldera yang merupakan warisan dunia menjadi anggota Glaobal Geopark Networking Unesco.
Pemerintah propinsi, lanjutnya, juga telah menerbitkan surat keputrusan Gubernur Sumut nomor 188.44/404/KPTS/2013 tentang tim percepatan pengajuan Geopark Kaldera Toba Menjadi anggota GGN Unesco. Selain infrastruktur dan kelembagaan, salah satu syarat utama yang harus kita perkuat adalah pelestarian lingkungan Danau Toba.
Karena, dengan adanya status Geopark ini kepedulian terhadap pelestarian Danau Toba harus semakin ditingkatkan dalam pengelolaan dokumen perencanaan Lake Toba Ecosystem Management Regional Plan (LTEMRP). "Saya mengharapkan acara seminar nasional ini semakin memperkuat komitmen kita bersama dalam mengelola Danau Toba yang kita cintai," kata Gatot.
Bagi Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, dibutuhkan sinergi 7 kabupaten yang ada di sekitar Danau Toba. Yakni Samosir, Simalungun, Karo, Taput, Tobasa, Humbahas, dan Dairi dalam mewujudkan Geopark Toba tahun 2015. “Kita sudah seharusnya bekerja sama satu sama lain, kalau ada kelemahan, harus kita tangani bersama, bukan malah saling sikut,” katanya.
Senada dengan Mangindar, Direktur Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Akhyaruddin SE MSc, dalam seminar yang sama mengatakan, dalam mewujudkan status geopark kaldera Toba, dibutuhkan manajemen yang kuat. “Masing-masing Bupati menyusun masterplan zonasi kawasan, di mana pemukiman, peternakan, perikanan, industri harus dibedakan,” katanya.
Hal itu diperlukan karena konsep geopark adalah kawasan geografis di mana situs-situs warisan geologi menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan secara holistik. Akyaruddin juga menyatakan, sebenarnya konsep Geopark ini sudah dicanangkan sejak lima tahun terakhir, namun sosialisasi belum optimal, akibat belum adanya kejelasan soal arah pengembangan terkait kawasan kaldera geopark Danau Toba.
Sehingga sudah seharusnya pemerintah daerah bersama-sama duduk bareng untuk membahas masalah ini. Apalagi dari 11 geopark dunia yang sudah dikunjunginya, menurut Akhyarudin, tidak ada yang membuatnya kagum dalam hal keindahan geologi, cara hidup masyarakat, dan budaya setempat. “Kaldera Toba melebihi semuanya,” katanya.
Seminar yang dipandu Redaktur Pelaksana Majalah Gatra, Carry Nadeak ini juga menghadirkan CEO PT Citilink Indonesia Arif Wibowo, Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumut Ir Gagarin Sembiring, Deputi I Bidang Tata Ruang Kemeterian Lingkungan Hidup Drs Imam Hendargo Abu Ismoyo MA, Guru Besar Limnologi Fakultas MIFA USU Dr Ternala Alexander Barus mMc dan Pengurus International Geopark Asosiasi Allimin Ginting.
gatra
gatra
0 Comment:
Posting Komentar