Tanah Batak memiliki berbagai macam sub suku dengan beraneka ragam tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional, salah satunya dengan metode pijat atau yang dikenal dalam masyarakat modern dengan spa. "Dengan dipijat akan memposisikan kembali urat dan otot yang merupakan lalu lintas peredaran darah dan kelenjar," kata Prof. Rusmin Tumanggor, ahli antropologi kesehatan dalam diskusi media di Gaya Spa, Jakarta Selatan, Rabu. Kelenjar sendiri menurut Tumanggor terdiri dari dua macam yakni kelenjar buntu dan kelenjar bermuara seperti kelenjar keringat."Untuk mengeluarkan keringat dapat melalui Martup yang artinya pengasapan dan penguapan, agar keringat dapat keluar," ujarnya. Spa ala Batak sendiri sebenarnya memiliki tiga konsep besar yakni Tange (Tapanuli Utara dan Tengah, Sibolga), di kenal dengan "palas" yaitu pemanasan atau pengasapan, Tup (Karo dan Dairi) dan Martup (Simalungun) yaitu "perUlosan" (penyelimutan) yang bersifat penguapan, serta Oukup (Tapanuli Utara dan Nias) yaitu penutupan (penyongkokan) yang bersifat pengasapan. Yang khas dari Martup Treatment, spa ala Batak ini, pijatan dimulai dari Kepala hingga kaki dan tubuh bagian depan, karena menurut Tumanggor suku Batak melihat bagian yang paling "tinggi" dan kurang etis jika memulai pijatan dari bawah. Selain itu, dalam pijatan batak juga diiringi dengan mantra dan jampi yang memohon pertolongan dari Yang Maha kuasa
"Mantra itu memuja dan memuji, sedangkan jampi adalah meminta atau memohon, kitab suci kita semuanya juga berisi memuja dan meminta," kata Tumanggor. Treatment ini 1 jam 15 menit sampai satu setengah jam. Tidak yang membedakan tahapan pijat antara perempuan dan laki-laki, hanya saja pijatan di daerah dada tidak dilakukan untuk perempuan.
Disadur dari Bisnis.com
Foto : Okan Graphy
0 Comment:
Posting Komentar