Bisa dibilang, 18 September 2014, merupakan hari yang paling istimewa bagi striker timnas Indonesia U-23, Ferdinand Sinaga. Pasalnya, di hari itu dia berulang tahun yang ke-26. Istimewanya, pada hari ulang tahunnya itu dia memberikan hadiah bagi dirinya sendiri dan juga bagi masyarakat Indonesia.
Ya, Kamis kemarin, Ferdinand berhasil membawa Indonesia U-23 memastikan diri lolos ke babak 16 besar usai menaklukkan Maladewa U-23 dengan skor telak 4-0. Bukan hanya itu, penggawa Persib Bandung ini juga berhasil menyumbangkan dua gol kemenangan di laga itu.
Dua gol tersebut melengkapi torehan golnya di ajang ini dengan enam gol, sekaligus membuatnya menjadi top skor sementara Asian Games 2014. Hebatnya, enam gol itu berhasil ditorehkannya hanya dalam dua laga. Dan, dia hanya butuh satu gol lagi untuk menyamai rekor Odai Al-Saify (Yordania), sebagai pemegang rekor pencetak gol terbanyak Asian Games sejak format U-23 diterapkan pada 2002.
Bahkan, Ferdinand sudah menorehkan rekor di laga pertama saat menumbangkan Timor Leste U-23, 15 September lalu, dengan mencetak empat gol dalam satu laga. Praktis, Ferdinand menjadi pemain Indonesia pertama yang melakukan itu di Asian Games sepanjang keikutsertaan tim Merah Putih sejak 1951.
Ini semakin membuktikan kematangan dari seorang Ferdinand. Jiwa "pembunuh" di depan gawang lawan kian tajam. Meski begitu, mantan penyerang Semen Padang ini juga memiliki kekurangan. Di antaranya, soal sikap temperamennya yang kadang bisa meledak-ledak.
Tapi, secara perlahan sikap temperamennya itu terlihat mulai bisa dikikis. Terlebih, ketika dia membela Indonesia U-23. Memang, pada tim itu Ferdinand merupakan satu dari tiga pemain senior yang diboyong pelatih Aji Santoso. Tentunya, sebagai pemain senior dia harus bisa mengayomi para pemain lainnya yang lebih muda di tim ini.
Pemain kelahiran Bengkulu ini memang disiapkan Aji untuk memecahkan masalah lini depan Indonesia U-23. Ferdinand pun berhasil menjawab kepercayaan itu dengan baik. "Saya tidak pernah bermimpi akan bisa mencetak banyak gol seperti sekarang," ujar Ferdinand, merendah.
Mimpi adalah bunga tidur, tapi yang dilakukan Ferdinand adalah sebuah kenyataan. Kenyataan yang membuatnya masuk dalam sejarah penyerang tersubur yang pernah dimiliki Indonesia di pentas Asia. Maju terus Ferdinand "Sinagol"!
goal indonesia
0 Comment:
Posting Komentar